HIKAYAT AWAL MULA LAPANGAN KAREBOSI MAKASSAR

(Gambar: Lapangan Karebosi 1924 - Tropenmuseum)

Lapangan ini hanyalah merupakan hamparan yang dijadikan sebagai sawah kerajaan. Pada abad ke-10 Karebosi masuk wilayah kerajaan Gowa yang meliputi sungai Tallo bagian utara hingga Barombong bagian selatan. Pada saat itu Gowa sedang berada dalam kondisi yang kacau. Setiap orang ingin menunjukkan kekuatannya dengan menyingkirkan orang lain yang posisinya lebih lemah. Hingga pada suatu saat Gowa diguyur hujan deras tak henti selama tujuh hati tujuh malam. Pada hari kedelapan hujan agak mereda menjadi gerimis. Konon ditengah gerimis inilah muncul 7 orang bergaun kuning keemasan dari langit. Mereka hanya terlihat sesaat. Kepergian ketujuh orang itu meninggalkan 7 gundukan tanah berbau harum di tengah hamparan sawah yang kini menjadi lapangan Karebosi.

Menurut kepercayaan setempat, ketujuh orang tersebut adalah rahmat Tuhan yang dikirimkan untuk Gowa. Mereka diyakini sebagai taumanurung atau dewa dalam mitologi Bugis Makassar dan menyebutnya sebagai Karaeng Angngerang Bosi. Tempat kemunculan mereka dinamakan “kanrobosi”. “Kanro” berarti anugerah Yang Maha Kuasa dan “bosi” artinya hujan atau kelimpahan. Tempat ini sempat berubah nama menjadi “Koningsplein” saat VOC memerintah, hingga akhirnya berubah kembali menjadi Karebosi hingga sekarang.



*(Dari Postingan Bapak Abbas Daming)











=======================





(*)

Source:
https://www.facebook.com/groups/595521033981696/permalink/970051633195299/

Komentar

Postingan Populer