Tragedi dari Patriot ke pemberontakan Kahar Muzakkar
Penulisbugis.blogspot.com ~ Presiden Sukarno dalam pidatonya ketika mengunjungi Parepare (1961) sesungguhnya secara tidak langsung menghimbau Kahar Muzakkar agar keluar dari hutan dengan menyatakan :
"Kemerdekaan Indonesia bukanlah milik Bung Karno atau rakyat di kota-kota saja tapi juga milik Kahar Muzakkar, milik Hamid Gali, milik yang lain-lain juga........"
Sebuah surat pribadi ditujukan ke Presiden Sukarno dengan diketahui oleh PLM Kodam XIV - SULSELRA, Kolonel M. Yusuf, disaksikan oleh MKN/KASAD Jenderal A.H. Nasution, pada tahun 1961 atau 1381H, inti dari surat tersebut syarat yang diajukan kepada Presiden Sukarno untuk kembali kepangkuan RI :
(1) Falsafah Negara (Pancasila), supaya Bung Karno sebagai Pemimpin Besar Bangsa Indonesia, segera mendecreetkan menggantikan Pantjasila dengan Falsafah Ketuhanan, yang bunyi lengkapnya lebih kurang seperti dibawah ini : Ajaran Islam dan ajaran agama lainnya yang dianut oleh segenap Golongan Suku Bangsa Indonesia.
(2) Bung Karno selaku pemimpin negara/Selaku Presiden/Panglima Tertinggi/mendescreetkan program politik negara yang tegas anti komunis dan melenyapkan komunisme di Indonesia.
(dari buku : Menyingkap Misteri Abdul Qahhar Mudzakkar - Tommy Thompson)
Gambar 1 :
Abdul Qahhar Mudzakkar (24) mendampingi Presiden Sukarno ketika memasuki lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) untuk menyampaikan pidatonya, dibawah bayang-bayang bayoet tentara Jepang 19 September 1945.
Gambar 2 :
Abdul Qahhar Mudzakkar (kelima dari kiri) bersama K.H. Ahmad Marzuki (Menteri Penerangan DI/TII), Muhammad Yusuf Amir (Panglima Kodam XIV/Hasanuddin - keempat dari kiri) dan K.H. Abdurrahman Ambo Dalle (Imam Sholat).
Gambar 3 :
Abudl Qahhar Mudzakkar dan Muhammad Yusuf dan pengawalnya masing-masing di Bonepute, Palopo Selatan.
Gambar 4 :
Abdul Qahhar Mudzakkar bersama M. Yusuf dalam pertemuan empat mata di Bonepute, Palopo Selatan tahun 1961.
Gambar 5 :
Abdul Qahhar Mudzakkar dengan istri pertamanya Walinah di Solo tahun 1939.
Gambar 6 :
Abdul Qahhar Mudzakkar (pakaian hitam) bersama istri-istrinya.
_
(By: Bpk.Abbas Daming)
_
(*)
Source: https://m.facebook.com/groups/595521033981696?view=permalink&id=956060244594438
"Kemerdekaan Indonesia bukanlah milik Bung Karno atau rakyat di kota-kota saja tapi juga milik Kahar Muzakkar, milik Hamid Gali, milik yang lain-lain juga........"
Sebuah surat pribadi ditujukan ke Presiden Sukarno dengan diketahui oleh PLM Kodam XIV - SULSELRA, Kolonel M. Yusuf, disaksikan oleh MKN/KASAD Jenderal A.H. Nasution, pada tahun 1961 atau 1381H, inti dari surat tersebut syarat yang diajukan kepada Presiden Sukarno untuk kembali kepangkuan RI :
(1) Falsafah Negara (Pancasila), supaya Bung Karno sebagai Pemimpin Besar Bangsa Indonesia, segera mendecreetkan menggantikan Pantjasila dengan Falsafah Ketuhanan, yang bunyi lengkapnya lebih kurang seperti dibawah ini : Ajaran Islam dan ajaran agama lainnya yang dianut oleh segenap Golongan Suku Bangsa Indonesia.
(2) Bung Karno selaku pemimpin negara/Selaku Presiden/Panglima Tertinggi/mendescreetkan program politik negara yang tegas anti komunis dan melenyapkan komunisme di Indonesia.
(dari buku : Menyingkap Misteri Abdul Qahhar Mudzakkar - Tommy Thompson)
Gambar 1 :
Abdul Qahhar Mudzakkar (24) mendampingi Presiden Sukarno ketika memasuki lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) untuk menyampaikan pidatonya, dibawah bayang-bayang bayoet tentara Jepang 19 September 1945.
Gambar 2 :
Abdul Qahhar Mudzakkar (kelima dari kiri) bersama K.H. Ahmad Marzuki (Menteri Penerangan DI/TII), Muhammad Yusuf Amir (Panglima Kodam XIV/Hasanuddin - keempat dari kiri) dan K.H. Abdurrahman Ambo Dalle (Imam Sholat).
Gambar 3 :
Abudl Qahhar Mudzakkar dan Muhammad Yusuf dan pengawalnya masing-masing di Bonepute, Palopo Selatan.
Gambar 4 :
Abdul Qahhar Mudzakkar bersama M. Yusuf dalam pertemuan empat mata di Bonepute, Palopo Selatan tahun 1961.
Gambar 5 :
Abdul Qahhar Mudzakkar dengan istri pertamanya Walinah di Solo tahun 1939.
Gambar 6 :
Abdul Qahhar Mudzakkar (pakaian hitam) bersama istri-istrinya.
_
(By: Bpk.Abbas Daming)
_
(*)
Source: https://m.facebook.com/groups/595521033981696?view=permalink&id=956060244594438
Komentar
Posting Komentar